Profile Didik J. Rachbini


Berpasangan dengan Hidayat Nurwahid  maju sebagai cagub dam wagub dan inilah profil beliau Didik J. Rachbini dilahirkan di kota Pamekasan pulau Madura. Dengan perjalanan kurang lebih 3 jam dari kota Surabaya akan tiba di kota Pamekasan. Tepat tanggal 2 September 1960, Didik J. Rachbini dilahirkan dari pasangan suami istri, Rachbini dan Djumaatijah. Mulanya sang ayah memberikan nama Ahmad Junaidi.
Teman-temannya akrab memanggil dengan sebutan Didik. Karena seringnya dipanggil Didik, maka nama Ahmad menjadi hilang. Sehingga guru SD pun menulis namanya menjadi Didik Junaidi dan menambahkan nama sang ayah dibelakangnya. Jadilah namanya berubah menjadi Didik Junaidi Rachbini.

Dia menikmati masa kecil dan remajanya di kota Pemekasan dan Jember. Dia tergolong anak yang lincah dan selalu aktif bermain dengan teman-teman sebayanya. Banyak sekali jenis permainan yang sering dilakoninya, tiga diantaranya bermain layang-layang, berenang di sungai dan memanjat pohon.

Ada cerita terkait dengan memanjat pohon. Suatu ketika dia terjatuh saat memanjat pohon akibatnya bibirnya terluka dan meninggalkan bekas luka sampai sekarang. Dan itu menjadi ciri khas dia sehingga dia pun sangat berhati-hati saat memanjat pohon.

Selain aktif bermain, dia juga cerdas dan rajin belajar. Prestasi sebagai juara kelas selalu disandangnya. Salah satu mata pelajaran ketika di SMP dan SMA yang dia senangi adalah matematika. Karena itulah dia pun bercita-cita jadi insinyur teknik sipil atau pertambangan. Namun, akhirnya dia tidak memilih jurusan teknik sipil dan pertambangan itu ketika masuk perguruan tinggi.

Didik melanjutkan kehidupannya di Jakarta setelah menyelesaikan pendidikan hingga strata-3. Didik menikah sesaat sebelum melanjutkan pendidikan tingkat strata-2 di luar negeri. Sang istri, adalah Yuli Retnani yang tak lain adalah adik kelasnya semasa bersekolah tingkat strata-1. Saat ini, sang istri pun sudah menyelesaikan pendidikan strata-3.

Didik dikaruniai 3 orang anak, yaitu Eisha, Fitri dan Imam. Anak pertama, sedang menempuh pendidikan strata-1, sedang kan anak kedua dan ketiga berturut-turut sedang menempuh pendidikan di jenjang Sekolah Menengah Atas dan Sekolah Dasar.

Didik menganut konsep konservatif dalam membina keluarga terutama mendidik ketiga anaknya. Yaitu berbagi tugas untuk mengasuh anak-anaknya. Istrinya, kendati bergelar doktor, tetap berperan sebagai ibu, memandikan anak, menyiapkan bajunya, dan membantu tugas sekolah. Tidak menyerahkan sepenuhnya pengasuhan anak kepada orang lain.

Kini Didik sekeluarga tetap memilih tinggal di bilangan Depok tidak serta merta pindah ke Jakarta walaupun sebagian besar aktivitasnya berada di kota metropolitan tersebut. Selain kedekatan lokasi sekolah anak-anaknya juga lokasi untuk menyalurkan hobinya di kawasan universitas terkenal di Depok. Hobinya tersebut adalah bermain tenis dan membaca buku.

Profil Karir
1982 - 1983 Asisten dosen IPB, Bogor
1983 - 1985 Dosen IPB, Bogor
1985 - 1994 Peneliti LP3ES, Jakarta
1990 - 1991 Konsultan FAO
1991 - 1992 Kepala Program Penelitian, Jakarta
1992 - 1994 Wakil Direktur LP3ES, Jakarta
1993 - 1994 Dosen Universitas Nasional, Jakarta
1993 - 1995 Konsultan UNDP, Jakarta
1993 - Dosen Pascasarjana Universitas Indonesia, Jakarta
1995 - 1997 Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Mercu Buana, Jakarta
1995 - Pendiri dan Pengajar di Universitas Paramadina Mulya, Jakarta
1995 - 2000 Direktur Institute for Development of Economics & Finance, Jakarta
1997 - Pembantu Rektor I, Universitas Mercu Buana, Jakarta
1998 - Dosen Program Magister Manajemen UI, Jakarta

0 komentar:

Post a Comment