Para penggemar sepakbola tentu sering menyaksikan pemain yang cedera mendapat semprotan obat. Lalu, beberapa saat kemudian pemain itu sudah bisa berlari kembali mengejar bola. Sebenarnya sehebat apa sih obat spray itu?
Semprotan biasanya diberikan pada mata kaki, Achilles, tulang kering, lutut yang baru saja terkilir.
“Obat semprot itu merupakan chlor etil, bahan kimia yang pada saat bersentuhan dengan kulit menimbulkan reaksi dingin. Rasa dingin itu dipakai sebagai pereda sakit, namun sebenarnya juga berfungsi untuk menghentikan perdarahan,”
Kadang-kadang, obat semprot itu manjur seperti bayamnya Popeye, kadang-kadang hanya berfungi sebagai pengobatan sementara sebelum si pemain diangkut dengan stretcher, tetapi sejauh ini, obat semprot ini adalah andalan utama dalam pengobatan kilat di lapangan.
Jadi, apakah obat semprot chlor etil itu?
Well, seperti yang dijelaskan Slate’s piece on the matter pada tahun 2006, sebenarnya ada beberapa “obat semprot ajaib” yang digunakan, tergantung masalah dan situasinya.
Mereka boleh jadi menggunakan air dingin, misalnya, untuk mendinginkan seorang atlit yang overheated. Atau boleh jadi mereka menyemprotkan sebuah abrasi dengan sebuah larutan benzoin sehingga mereka bisa menempelkan perban pada kulit yang berkeringat. Kuat dugaan sebagian obat semprot kaleng itu mengandung “pendingin kulit,” zat kimia seperti ethyl chloride yang berfungsi mendinginkan dan meredam permukaan kulit ketika terjadi kontak.
Pendingin kulit mempunyai fungsi sebagai alat bius singkat yang bisa, secara sementara, meredam rasa sakit yang timbul akibat stud marks pada mata kaki, atau, paling tidak, membuat si pemain berpikir bahwa obat itu berguna. Dan, ketika obat itu tidak mampu untuk mengatasi cedera serius seperti, katakanlah, cedera ligamen pada lutut atau cedera akibat tembakan bola keras ke dada, kiranya pertolongan yang sementara itu cukup berguna untuk membawa sang pemain kembali ke lapangan.
Tentu saja, ketika terjadi cedera parah seperti itu, obat semprot tersebut tidak lagi tampak ajaib, melainkan hanya sekedar obat semprot biasa.
Menurut dr.Michael, penggunaan chlor etil merupakan bagian dari penanganan cedera yang disebut RICE (Rest, Ice, Compression dan Elevation). “Ice atau kompres dingin hanyalah salah satu faktor karena sifatnya urgent. Setelah pertandingan, tiga faktor lainnya dilakukan, yakni pemain harus beristirahat, bagian yang cedera dibebat dan menaikkan bagian tubuh yang cedera lebih tinggi untuk mengurangi nyeri dan bengkak,” katanya.
Pada atlet, penanganan cedera juga ditambah dengan obat-obatan, fisioterapi, serta sport teraphy untuk penguatan otot-otot dan peregangan agar ototnya kembali lentur.
(dari berbagai sumber)
Dikutip dari : http://www.alimmahdi.com
Posted By : pks leuwiliang
0 komentar:
Post a Comment